Cadas gantung tempatnya kerinduan memuncak

Yup bukan yang di Majalengka ataupun bandung, tetapi ujung tepi dari kabupaten Kuningan, dan sekali lagi terbukti bagaimana kekuatan selfi menjadi sukses expose sebuah destinasi.

Dan cadas gantung Luragung, tidak butuh waktu lama untuk mensejajarkan diri dengan cadas gantung lainnya di Jawa Barat dari sisi popularitas dan eksistensi pada dunia komunitas klinong-klinong alias bolang.

Dengan embel-embel judul “surga tersembunyi “ yang marak disuarakan di social media, menjadikan Cadas Gantung Kuningan segera berbenah dan langsung mejadi destinasi favorite para bolang, dan tak perlu menunggu lama juga komersialisasi wahananya segera terorganisir oleh komunitas, dan pastinya structural desa setempat.

Dan booming surga tersembunyi itulah yang juga membawa kami turing berkunjung ke Cadas Gantung dan juga pelengkapnya yang berupa curug bernama Walet.

Dengan jarak tempuh tak lebih dari 4 jam dari Cirebon, variasi jalur yang komplit, dari yang mulus, hingga keriting, tikungan dan tanjakan, lengkap dengan batu dan pasir yang berserakan, kami akhirnya terhenti di batas akhir parkir kendaraan, yang juga sebagai start awal kami harus melanjutkan dengan trekking mode on.

Ada warung di area parkir tersebut, dan sepertinya masih satu-satunya, jika kita tidak sempet mempersiapkan makan dan minum untuk dibawa keatas cadas gantung, namun begitu pun masih ada juga beberapa warung yang sudah beroperasi di salah satu sisi Cadas Gantung, so tanpa apapun juga kita tidak akan kerepotan untuk bisa menikmati secangkir kopi dan seonggok gorengan di nuansa sejuk dan view luar biasanya cadas gantung.

Trekking nanjak hanya sekitar 30 menit dengan menu debu beterbangan, melewati tiga jenis hutan tropis… jiaaah, serius ada tiga dominasi pohon sejenis yang bisa kamu temui selama trekking. Jati, kopi, dan pinus!.