Aih....Nebeng Komunitas
Bolanger Notes » Aih....Nebeng Komunitas
- Banner kopdarda
- Angkut keril
- Gerbang buper Cikole
- Tenda dome
- Behind the success story
- Nasi Lengko Cirebon
- my Dome
- Sarapan Bareng Nasi Lengko
- dome aku unyu2
- Fun game and quiz
- Federasi Panjat Tebing Indonesia
Udah lama cerita mbolang tidak terbit lagi di blog ini, untuk itu agar keliatan seperti orang-orang dan sok ngeksis, maka kali ini aku ingin share cerita pada saat nebeng camping bersama para expert pendaki gunung wilayah Jawa barat. yang tergabung dalam KPG (Komunitas Pendaki Gunung). Wiiiiii formal banget keknya nih
Sebelum lanjut, ada hal yang sedikit mengusik pikiran aku, dimana saat ini semakin marak dan semakin banyak sekumpulan penghobi outdoor life style dengan nama yang semakin jauh dari kata “Pecinta Alam” dua kata itu semakin asing terdengar belakangan ini, tergeser oleh dominasi kata “adventure, petualang, penikmat alam, travel, hiker” dan lain sebagainya yang padanya “seperti” tidak ada penegasan tentang komitment untuk menjaga, memelihara, dan melestarikan eksistensi ekosistem flora dan fauna yang ada pada alam sekitarnya.
Ah sudahlah … toh semua berhak untuk klaim “ gue mencintai alam dengan cara gue bro!”
Etdah knapa jadi baper bahas gituan? Yup secara ada sebuah quote yang cukup mengagetkan di akhir acara kopdarda tersebut, dan seperti apa quote tersebut? Apa hubungannya dengan paragraph sebelumnya tentang mencintai alam? Cekidot!
Broadcast WA
Sebagai salah satu member di group WA nya KPG Ciayumajakuning, tentunya aku juga dapet BC tentang akan adanya camping kopi darat bareng tersebut, nah secara aku seorang “pengamat professional” (suka mlongo ngamatin postingan, dan photo keren aplotan membernya) maka kopi darat tersebut aku catet menjadi salah satu agenda yang harus aku ikuti… etdah sok sibuk banget gw!
PM BBM
Dan PM di BBM pun semakin menguatkan niat dan minat,
udah itu saja ya
Stay di basecamp FPTI
Pada hari H atau tepatnya hari Habtu tgl 6 February 2016, aku telat dateng di meeting point FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) Cirebon, bukan kesengajaan memang, tapi lebih karena niat untuk langsung nyusul ke bumi perkemahan Cikole gagal karena satu dan banyak hal… hayyaaah! Klasik cuy, yang artinya melewatkan itinerary hunting ke Goa Sunyaragi, tapi ah sudahlah toh yang aku temui disono juga temen-temen baru dari Garut, Bandung, dan Cirebon, juga kota lainnya sedang tepar dan menggelepar kepanasan!
Yup cuman satu orang dari sekian banyak, yang pernah aku ketemu sebelumnya, selebihnya pure temen baru, maka acara kenalan pun jadi ritual pertamanya
Wet Ride menuju Cikole
Gerimis udah mulai turun saat kami rombongan FPTI sedang mempersiapkan untuk berangkat ke Buper Cikole, bahkan update informasi dari panitia yang udah stay di buper mengatakan bahwa hujan sudah berlangsung dengan seru dan serius disana, malah ada tambahan kalimat “ sebaiknya sekalian raincoat dipakai saat berangkat dari FPTI”
Tapi himbauan itu tidak semuanya mengikutinya, karena yang terlihat hanya satu dua orang yang sudah siap riding dengan jas hujannya, dan benar perjalanan kami serombongan menuju Buper Cikole tersendat beberapa kali hanya untuk refill BBM, belanja di minimarket, dan tentunya Memakai Raincoat saat dirasa hujan semakin serius… :tepokjidat dan untungnya carrier udah diangkut barengan oleh mobil pickup.
Road Captain
Menjelang masuk kecamatan Talun, rombongan terpecah menjadi dua, secara aku yang paling belakang ala sweaper tidak melihat kalau ternyata sebagian yang didepan belok ke SPBU untuk refill, aku taunya kami terpisah karena lampu merah sebelumnya, itu kenapa beberapa diantara kami lurus terus, hingga kemudian mereka yang didepan aku terlihat bimbang ketika ketemu percabangan.
Dari situ aku ambil alih posisi RC untuk kemudian meneruskan perjalanan menuju Buper Cikole dengan kepedean sedang, secara lupa-lupa inget persisnya jalur menuju kesono ha ha ha, bahkan sempet berfikir, kalaupun nyasar toh pastinya akan jadi cerita seru nantinya, meski pada episode yang menyebalkan dan aarghhh!!!
Tapi untunglah insting biker aku masih bisa diandelin, sehingga tak berapa lama kemudian kami sampai di buper cikole dengan satu pertanyaan awal pada panitia yang menyambut kami… “ lah kita rombongan pertama to? “
Bangun Tenda
Hujan masih bertahan dengan gigihnya sehingga itinerary pun mulai bergeser meski masih under control oleh panitia, panitia sudah membangun banyak tenda dome untuk jaga-jaga jika ada peserta yang tidak melengkapinya dengan tenda dan satu tenda komando sebagai pusat kegiatannya.
Kesegaran udara khas dataran tinggi, ditambah dengan julang tinggi pohon pinusnya merupakan hal bisa kita nikmati di buper Cikole, meski tidak begitu luas, dan masih berada terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, tapi who care? Karena pastinya itu akan terabaikan jika acara berlangsung seru dan terjaga nuansanya.
Ada setidaknya 6 bilik toilet dengan air berlimpah, dan tertutup lumayan rapat, penerangan juga tersedia cukup, ditambah dengan adanya warung, yang sekaligus juga sebagai secretariat pengelolaan buper, tersedia disana varian menu anget-anget, gurih renyah, hingga yang basah menyegarkan.
Aku menemukan satu sudut area dekat dengan tenda komando untuk bangun tendaku sendiri, berdampingan dengan dome gede membuat dome aku terlihat mungil unyu2 dengan warna solid yang beda
Setelah semuanya beres dan aman, maka waktunya sosialisasi nongkrong dan ngobrol sambil menunggu panitia mempersiapkan acaranya dan kita tinggal ikut sajah.
Best Mistake
Kombinasi rokok item, kopi item, dan kuah mie instan yang panas dan pedas makin perfecto dengan gemericik hujan yang terdengar ala petikan akustik dari lagu Best Mistake nya Ariana Grande …hayyyyaaah!!! Pokoknya maknyus dan memorable sangat :)
Nasbung
Dan setelah ritual ibadah beres, maka Panitia terlihat memulai acaranya dengan membagikan nasi bungkus kepada setiap peserta yang ada, nasi bungkus itu sendiri adalah modifikasi dari makan bersama yang seharusnya digelar ala kendurian, tetapi karena hujan dan peserta masih nyebar maka nasi bungkus menjadi hal paling menjangkau ke semua peserta, ngumpul gak ngumpul yang penting makan :P
Open Forum
Saat digelar forum terbuka untuk para peserta, hujan belum juga bosen siram-siram, dan founding father dari komunitas itupun belum juga dating, namun show must goon dan acara diisi dengan protokoler macam sambutan-sambutan dan kemudian dilanjut dengan perkenalan masing-masing rombongan, sejarah berdirinya, dan sejarah kepengurusannya.
Dengan gaya masing-masing, keseruan mencair, lontaran joke dan celetukan menjadi hal yang menggembirakan, meski aku yang berada di sisi terluar harus meringis menahan otot yang ketekuk dan sangat-sangat merindukan yang namanya duduk pewe!... tetesan dan tampias hujan menjadi teman yang benar-benar mengerti … heuheu, namun meski gitu focus dan serius tetap harus…
Nah ditengah acara berlangsung itulah tokoh KPG1 hadir, otomatis membuyarkan semua perhatian, selayaknya seleb kedatangan mereka mereset semua moment forum, dan harus diulang dari awal sesi perkenalan dan sejarah masing-masing regional yang hader… segitu cetar membahananya, atau dalam kamus gaulnya “piyamba’ipun pancen ngeten “ dengan emo jempol gede!.
Save Ciharus
Dari sekian bahasan dan topik forum, ada satu yang cukup menyita perhatian, dimana issue itu dikemukakanoleh roban alias rombongan Bandung tentang kampanye SaveCiharus.
Yup Ciharus adalah sebuah nama kawasan konservasi alam yang berada di salah satu sisi kabupaten bandung, yang memiliki danau dan keragaman hayati cukup indah dan mbolangable, tak heran jika kemudian danau Ciharus diseut sebagai Kumbolo-nya Jawa Barat.
Kampanya tersebut bergulir sebagai bentuk usaha para pemerhati alam untuk menyelamatkan Ciharus dari statusnya yang tidak mungkin akan turun level, dari konservasi menjadi Wisata alam. Dan itu sangat membahayakan bagi ketersediaan air bersih bagi warga disekitarnya.
Perubahan status itu bukanlah hal yang tidak mungkin, dan ancaman rusaknya ekosistem juga sangat jelas mulai terlihat, karena ternyata ada pihak-pihak yang hanya menikmati tanpa bijak menjaga nikmat itu berlangsung terus.
Yup kegiatan adventure dengan otomotif seperti trail dan 4x4WD sudah merusak kawasan Ciharus dengan sedemikian parahnya, jalur yang dulu cuman setapak dan sejajar dengan rumput dan semak hijau, kini berubah menjadi kubangan dalam dan jauh dari kata hijau, karena yang ada hanyalah jalur extreme untuk para trailer dan offroader, seru bagi mereka, tapi sadis bagi kelangsungan ekosistem dan masa depan air bersih warga sekitarnya.
Detergen, tumpahan oli, garukan jalur tanah, dan berisik, juga bertaburnya debu menjadi efek negative yang membahayakan bagi penghuni Ciharus asli, binatang, tumbuhan, dan manusia tentunya.
Makanya berbagai usaha digerakkan untuk mengembalikan Ciharus kepada status aslinya sebagai kawasan konservasi. Bukan kawasan adventure dan wisata, salah satu yang bisa kita lakukan adalah, ganti DP akun medsos kita ke gambar SAVE CIHARUS (googling di yahoo banyak) kemudian buatlah hastag #saveciharus, lalu bisa juga posting artikel apapun yang isinya meminta pemerintah kabupaten Bandung untuk peduli dan mengambil langkah nyata pada penyelamatan kawasan konservasi Ciharus.
Selain issue Ciharus, disitu aku juga tahu tentang apa dan bagaimana bentuk support dan kepedulian nyata KPG terhadap alam dilingkungannya, sejarah terbentuknya, hingga siapa pencipta logo, dana pa arti filosofi logo tersebut, buannnyaaaak men.
Tidur bangun
Forum ditutup sekitar pukul sebelas malam, dan hal yang paling mungkin dilakukan dengan kondisi seperti itu, becek dan gerimis, adalah Tidur! Secara untuk lanjut ngasep dan ngopi udah terlalu banyak
Biar capek dan hujan, namun tidak perlu lama untuk kemudian terbangun segera, yup kedatangan rokar alias rombongan Karawang cukup untuk membuat aku terjaga kembali, terlebih ketika mereka sibuk memasang hammock tepat didepan atas dome aku, heboh bener rombongan seleb KPG Karawang.
Dan bangunlah aku dari tidur,ngasep lagi dan nyari posisi untuk pewe menikmati malam eh udah pagi ding diantara julang tinggi pohon pinus, dan rintik halus gerimis alamaaak.
Sementara forum terbatas sedang berlangsung, aku dan seorang teman baru seru ngalor ngidul ngobrolin banyak hal, yup forum kembali dilaksanakan oleh para jajaran pengurus untuk membahas agenda KPG nasional diepisode kedepan, dengan hasil kesepakatan diantaranya menunjuk Semarang sebagai tuan rumah kopi darat Nasional, aseeek jalan-jalan ke Semarang meen!.
Adzan subuh mengakhiri forum eklusip di tenda komando, begitu juga dengan rapat tertutup disebelahnya kami beranjak menuju mushola untuk kemudian melanjutkan sesi kedua dari tidur.
Senam Pagi
Dibangunkan dengan TOA itu sesuatu banget, sangat berkesan aku males bangun dari pelukan keril, padahal tanpa dibangunkan pun aku tentu akan males bangun… yeeee
Sarapan
Sehabis senam tentu jika dilanjutkan dengan sarapan pasti pas, secara gitu pagi hari keringetan, berasa bugar dan lapar
Segera tim DU membentuk formasi untuk mempersiapkan sarapan, sederet panjang nasi lengko ala KPGC pun segera terhidang dengan unik dan spektakuler, dan sesepektakuler itu juga reaksi para peserta menyerbu nasi lengko, bahkan sampai terlewat acara doa bersamanya.
Senam udah, sarapan juga udah, untuk kemudian lanjut tidur lagi tentu akan jadi aib hihihihi makanya sesuai rundown akan dilakukan pembagian doorpress dengan format acara fun game dan quis.
Keseruan bermain bareng dan berkompetisi segera membuncah, hal lucu dan konyol kerap kali terjadi, tertawa tidak terhenti, dan kalaupun jaim pastinya tetap tidak bisa menahan senyum.
Fun Game and Quiz
Ada banyak permainan dan quis, sebanyak itu pula hadiah dibagikan tidak merata hihihi, terlebih harapan untuk adanya grand prize yang di undi dari nomor urut absensi ternyata entah begitu saja, padahal andalan aku tuh angka-angka hoki, tapi ah sudahlah...
Birunya danau cicerem dan keramatnya sumur tujuh
Jalan santai menjadi agenda selanjutnya pagi itu, dimana destinasi semula tertulis danau Cicerem, berubah menjadi Plus Sumur Tujuh.
Danau Cicerem, merupakan danau alami yang berfungsi sebagai sumber mata air untuk konsumsi warga sekitarnya, dan bahkan warga yang jauuh darinya, adanya bumi perkemahan, sejuknya udara, dan teduhnya suasana menjadikan Cicerem tempat yang bagus untuk camping, meski tidak ada larangan mandi, akan tetapi sekian kali aku mengunjunginya, tak pernah terlihat ada pengunjung yang mandi dan berenang disana bersama ikan-ikan segar didalamnya.
Kecuali hari itu dan orang itu adalah KPG, gokil
Sedang Sumur Tujuh, adalah sebuah area dimana terdapat disana tujuh buah sumur yang diyakini secara turun temurun sebagai sumur keramat dimana sebuah ritual sacral terjadi. Pada kesempatan itu aku tidak ikut ke Sumur Tujuh, tetapi bagi para bolang yang hobi dengan suasana mistis, spooky dan noiselessness, maka sumur tujuh layak untuk dimasukkan dalam daftar destinasi.
Sekembalinya kami dari Cicerem, hujan kembali serius, dan mlungker di tenda menjadi pilihan tepat, sehingga rencana untuk bubar pada saat itu, harus ditunda hingga hujan reda.
Ahhhh...Begitu nikmatnya tidur di dome saat hujan begitu lebat!
Closing
Suara TOA kembali membangunkanku, dan saatnya untuk acara penutupan sekaligus pembubaran acara, dimulai dengan closing speech dari beberapa tokoh, dan panitia, dilanjut pada penyerahan kenang-kenangan, juga ritual wajib berupa photo-photo menjadi rangkaian acara sebelum kami semua bubar dan balik ke masing-masing habitat.
Beberapa rombongan sudah langsung cabut, sedang sebagian lainnya masih lanjut untuk explore Cirebon, bahkan ada serombongan lagi yang xtend bermalam di Cikole.
Quote!
Sebagai nubie, tentunya aku punya keharusan untuk membantu panitia dalam proses beres-beres perlengkapan, baik itu tenda, dapur, dan juga sampah.
nah pada saat semangat beresin sampah inilah secara tiba-tiba aku dikejutkan oleh sebuah quote
“ Om, biarin ajah kan kita camping di Buper (bukan digunung), kita udah bayar kok “
“ buper kan ada pengelolanya, ntar ada yang beresin kok “
Yup secara transaksional, mungkin iya bisa dibenarkan, tetapi tetap saja bikin aku terheran barang sebentar, secara gitu loh.
Terlepas dari quote tersebut, menurut aku beresin sampah merupakan kewajiban, sebagaimana larangan buang sampah sembarangan, dan meski sudah ada orang yang nantinya ditugaskan untuk beres-beres sampah, tetapi tetap saja itu memperlihatkan dan menunjukkan bahwa kita lah yang membuat sampah-sampah itu bertebaran dimana-mana.
Beresin sampah bukan transaksional, tetapi lebih menjadi attitude dan seharusnya jadi style dari orang-orang yang notabene cukup akrab dengan slogan-slogan anti buang sampah sembarangan, apa yang ada di pikiran petugas yang beresin sampah, ketika menjumpai tebaran sampah merata di area camping kita ?, tentu ada semacam kalimat yang menjudge bahwa
“ ah ternyata sama saja, pada buang sampahnya sembarangan, dan tidak memungutinya kemudian “
Nama baik dan opini public pada komunitas dipertaruhkan, bagaimana mungkin di seriusnya acara yang membahas kelestarian alam terdapat sampah yang tidak terbereskan?
Ah sudahlah...
Yang penting kedepannya kita berusaha sendiri-sendiri untuk menjadi lebih baik dan lebih peduli pada sampah, minimal sampah dari diri kita sendiri, karena jika masing-masing personal udah bener, maka pada saat dikumpulkan menjadi komunitas aka nada banyak hal besar yang positif bisa dilakukan bersama.
Sarang Mimpi
Setelah memastikan semuanya beres, maka dengan tetap hujan-hujanan, aku bareng temen lain kembali turun ke Cirebon untk pulang ke sarang mimpi.
Sebagian mereka masih lanjut di basecamp FPTI
Melalui catatan ini secara pribadi aku berterimakasih untuk welcome nya KPG pada nubie macem aku, salut untuk dedikasi panitia dan peserta pada kelancaran dan suksesnya acara, ada banyak pelajaran berharga, pengalaman positif, dan teman baru yang seru, yang bisa aku bawa pulang kemudian.
Keep moving forward!