Batulawang Cupang - Geoparknya Cirebon
Bolanger Notes » Batulawang Cupang - Geoparknya Cirebon
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
- wisata watulawang cupang
Nama Batulawang mungkin belum begitu ngehit di media internet, karena memang destinasi menarik ini baru dibuka, atau lebih tepatnya baru dikonsep untuk pengelolaan sebagai tempat wisata alam.
Awal mula aku tau tempat keren ini juga dari group Komunitas Pendaki Gunung regional Ciayumajakuning, dimana pada hari itu ada event fun climbing gratis berhadiah yang terbuka untuk umum, diselenggarakan oleh penggiat olahraga panjat tebing dan outdoor store disekitaran Cirebon.
aku berangkat agak telat dari dimulainya event fun climbing itu, tetapi kesiapan panitianya justru lebih telat, karena dari rundown jam 9, ternyata bener-bener dimulai dari jam 11an, artinya aku dan tandem ngebolang si abahnya KPGC tidak ketinggalan terlalu jauh, karena jarak tempuh yang cuman 35menit dari Cirebon.
Batulawang yang berada di desa cupang ini, adalah nama dari sebuah tebing batu yang cukup tinggi dan cocok untuk petualangan panjat tebing, karena selain variant dinding tebing, juga ada seonggok batu gede yang menjulang tinggi berada dihadapan tebingnya.
Nama Batulawang sepertinya diberikan pada batu segede kakaknya gaban itu karena merupakan batu yang seakan-akan pintu (lawang = pintu) untuk masuk ke area tebing, atau bisa juga karena batu itu merupakan pintu dimana dunia lain bisa kita masuki, jika dari sisi spiritualnya, tapi apapun itu ponit aku di catatan ini adalah potensi wisata dan bagaimana sensasi berada di ketinggian dengan julang batu yang ternyata mudah untuk dipanjat, jika dari sisi punggungnya.
Jadi buat kamu yang belum berani untuk rappeling manjat dengan tali, maka kamu bisa merangkak naik hingga puncaknya dari sisi belakang batu Batulawang, dengan pemahaman bahwa resiko tergelincir jatuh dan ceroboh selalu berujung maut, jadi kamu tetap harus kontrol diri meski kamu sudah berada di posisi yang memungkinkan kamu mendapatkan spot view luar biasa.
Jika kamu pengen ke spot keren dengan kordinat -6.728133, 108.380761 ini, kamu harus menggunakan kendaraan bermotor, karena lokasinya yang jauh masuk ke pelosok kampung, ya maklum sih karena memang desa Cupang kecamatan gempol ini merupakan salah satu desa paling ujung dari kabupaten Cirebon yang berbatasan dengan kabupaten Majalengka.
Kondisi jalur yang masih makadam alias tatanan batu akan cukup merepotkan jika kamu adalah traveler manja yang lebay sama motor, karena jalur pertama saat ini, didominasi oleh genangan lumpur dan batu-batu, sedang jalur kedua sudah cukup parah rusaknya.
Jika dari Cirebon, kamu berkendara menuju Majalengka via Palimanan, setelah melewati kawasan industri semen yang disana ada Pemandian Banyupanas Palimanan, maka kamu akan menemukan fly over Tol Cipali, lanjut terus hingga menemukan pertigaan persis sebelum rumah sakit sumber waras Ciwaringin, dari situ kamu harus turun dari aspal kearah kiri dan off road kemudian mode On.
Kondisi jalur menuju wisata alam Batulawang cupang yang masih dalam pembangunan itu, cukup bisa diabaikan karena sepanjang jalur kamu akan menemukan teduh dan segarnya udara, hutan yang masih rapat dengan pohon menjulang, juga view ketinggian bukit-bukit sekitarannya akan membuat kamu kadang terpaksa mengabaikan batu maupun lubang dan genangan jalurnya, dan aku merekomendasikan kamu memakai jalur ini, dibanding jalur kedua.
Jalur kedua menuju Batulawang, bisa dari perempatan Budur ke kiri, terus mengikuti jalur kampung yang beraspal, di jalur ini view hijau baru akan kamu temui setelah keluar dari pemukiman warga, ada bentang persawahan bisa kamu temui sebelum masuk area teduh, dan bertemu dengan jalur yang pertama.
Dari jalur pertama sudah ada petunjuk arah bertuliskan Batulawang dan petilasan sunan bonang, sehingga kamu hanya cukup mengikutinya, meski ketika sampai di desa cupang kamu boleh bertanya pada penduduk setempat jika insting jelajah kamu kurang valid.
Tapi dari jalur kedua yang notabene jalur perkampungan, kamu malah akan lebih sulit menemukan arah ke Batulawang cupang, karena akan ada beberapa pertigaan dengan lebar dan kondisi nyaris sama.
Oh iya kendaraan roda empat juga bisa sampai di Batulawang Cupang.
Parkir
Sudah tersedia area parkir di Batulawang Cupang, dan saat cireboner berkunjung disana, pengelolaan parkir masih bersifat sumbangan sukarela, belum ada karcis, dan belum ada tarifnya, area parkir hanya ditandai dengan tali dan dibatasi dengan tanaman bunga yang berderet, sehingga memungkinkan bunga tersebut terinjak dan rusak.
Lapak warung
Ada sekitar 2 lapak warung yang menyediakan minum dan makanan ringan di area parkir Batulawang Cupang ini, variant menu juga masih terbatas, namun begitu cukup untuk menghindari kamu kelaparan dan kehausan saat bermain di Batulawang Cupang.
Toilet
Setidaknya terlihat ada dua bilik toilet yang sudah berdiri terbangun disana, meski masih belum bisa dibilang bagus banget, tetapi sudah cukup aman dan mengakomodasi kebutuhan pengunjung.
Tempat Ibadah
Belum terlihat adanya mushola, atau gazebo yang memang dibangun untuk keperluan ibadah, dan ini menjadi koreksi serta PR dari pengelola Wanawisata Batulawang desa Cupang untuk segera membangunnya jika ingin membuat pengunjung betah berlama-lama di Batulawang.
View jepretable
buat k amu yang suka photography maka Batulawang ini cocok banget, kamu bisa macro, landscape, maupun portrait konsepan model dan lainnya, terlebih jika kamu punya drone, maka kemampuan kamu mengexplore tebing dan julang batu watu lawang menjadi tantangan seru tersendiri
Panjat Tebing
Oke sekarang kita catat main point dari wahana wisata alam Watu lawang ini, awal dari dikenalnya watu lawang adalah dari penggiat olahraga panjat tebing, dimana kemudian secra viral dari mulut ke mulut menjadi berubah seperti sekarang ini.
Untuk kamu yang pengen melakukan panjat tebing, di Batulawang sudah ada anchor-ancor di banyak titik yang akan memudahkan kamu memasang tali karmantelnya, tapi buat kamu yang hanya pengen ngopi di ketinggian sambil memandang view di kejauhan, kamu cukup memuncakinya melalui pungung batu.
Ada beberapa gazebo yang sudah dibangun sebagai tempat istirahat dan ngumpul bareng, ada juga kursi-kursi dan bangku yang bisa kamu singgahi, meski duduk berlama-lama dipuncak batu menjadi menu utama, tetapi berayun malas-malasan dengan hammock bisa jadi alternatif yang smart.
Batulawang juga cukup bagus untuk kegiatan camping dan menyelenggarakan outbound game, karena open areanya cukup luas untuk membangun tenda dan area fun gamenya, hal itu yang harus diperhatikan oleh pengelola sebalum menambah fasilitas dan membangun banyak bangunan di area autdoor ini, karena jika tidak jeli, maka bisa jadi pengembangan fasilitas justru mengurangi esensi dari kegiatan outdoor itu sendiri.
Disitu aku bertemu dengan teman-teman begajulan dari Gelo petualang, FPTI (Forum Panjat Tebing Indonesia) baik kota maupun kabupaten Cirebon, lalu Komunitas Pendaki Gunung, dan juga temen senior di kepramukaan, yup ajang sosialisasi olah raga panjat tebing itu mendapat support positif dari tetangga dan teman sebelah.
kalau dari fun climbingnya sendiri, aku mencatat bahwa olah raga ini tidak hanya diminati oleh orang dewasa, karena justru terlihat dominasi bocah kecil sangat besar, setidaknya aku melihat 3 atau 4 pemanjat cilik yang bisa meraih hadiah, sedang aku sendiri cukup menikmatinya sambil menyeduh kopi bareng KMbot, KSat, KWul, dan Abah dari pojokan.
Hal yang ironis dari Batulawang ini adalah ketika kamu menebar pandangan, maka dikejauhan sana yang akan terlihat adalah exploitasi besar-besaran terhadap alam, gersangnya perbukitan yang digerus terus menerus terlihat membentang luas, luka luka disekujur kaki dan badan bukit terlihat semakin parah.
Unik memang secara gradasi warna untuk dilihat, tetapi dominasi warna coklat karena terkoyaknya hijau pepohonan dan teduhnya dedaunan membuat ironi apa yang sedang terjadi, keserakahan dan kapitalis mengabaikan keseimbangan ekosistem, dan mengancam ketersediaan air tanah.
Harus ada upaya pemerintah yang tegas untuk setidaknya memaksa para pengusaha itu untuk mereboisasi, mengembalikan pohon dan menata kembali ruang terbuka yang gersang itu agar kembali hijau dan sehat, karena jika dikonsep dan dikelola dengan cerdas maka open space yang begitu luas, bisa dijadikan taman publik dan wahana wisata alam buatan yang juga akan menguntungkan.
semoga doa ini terkabul dan semangat untuk menjaga kelestarian terus berkesinambungan dari generasi ke generasi, dan gerakan reboisasi akan menemukan jalannya segera. aamiiin
Ayo berkunjung ke Wisata Batulawang Cupang