Cireboner - Ciremai Weekend Adventures - Ojek Wisata Cirebon - Ojek Wisata Kuningan - Souvenir Khas Cirebon - Souvenir Asli Cirebon - Ngebolang ke Cirebon
Have question?
Visits:
Today: 1All time: 1

Ketika mencari Petruk, tapi ketemunya Semar

Bolanger Notes » Ketika mencari Petruk, tapi ketemunya Semar

  • Sendang Goa Petruk
    Sendang Goa Petruk
  • Kampung Inggris Kebumen
    Kampung Inggris Kebumen
  • Akses menuju Goa Petruk
    Akses menuju Goa Petruk
  • Masuk Goa Petruk Kebumen
    Masuk Goa Petruk Kebumen
  • Petroman Goa Petruk
    Petroman Goa Petruk
  • Peta Goa Petruk Kebumen
    Peta Goa Petruk Kebumen
  • Batu Predator Goa Petruk
    Batu Predator Goa Petruk
  • Batu Lukar Busono Goa Petruk
    Batu Lukar Busono Goa Petruk
  • Batu Semar goa Petruk kebumen
    Batu Semar goa Petruk kebumen
  • Batu Tugu Goa Petruk Kebumen
    Batu Tugu Goa Petruk Kebumen
  • Goa Jemblongan Kebumen
    Goa Jemblongan Kebumen
  • Goa Jemblongan Petruk Kebumen
    Goa Jemblongan Petruk Kebumen
  • Caving Goa Petruk Kebumen
    Caving Goa Petruk Kebumen
  • Sendang Drajat Goa Petruk
    Sendang Drajat Goa Petruk

Otewe

Sudah lama memang keinginan untuk menjelajahi goa yang berada di kawasan karst Kebumen itu, dan baru sabtu kemaren keinginan itu aku wujudkan, meski tanpa teman alias sendirian, karena mendapatkan tripmate itu tidak mudah.

Start dari Cirebon jam 07:30 dan riding dengan mode santai langsam berdurasi sekitar 4.5 jam baru sampai di pelataran Goa Petruk, sekali refill Pertamax full tank, dan sekali beli gas botol plus logistic persiapan selama camping, loh kok?.... yup ending dari caving ini adalah beach camp di Pantai Menganti.

Pertamax gan

Sampai di parkiran goa petruk, dan hanya ada satu motor terparkir disana, itupun milik petugas yang hari itu dines disitu, artinya aku adalah pengunjung pertama hari itu.

Sambutan dan sapaan ibu2 petugasnya cukup ramah dan hangat sangat njawani, berasa balik kampung banget, sehingga aku bisa mudah untuk ngobrol banyak tanya ini itu tentang goa Petruk, poto-poto dan nego hihihi.

Harga tiketnya cukup terjangkau yaitu @10ribu rupiah, dimana segitu itu sudah termasuk asuransi 500 rupiah dan tiket parkir 2000 rupiah… setdah harga nyawa lebih murah dari harga motor hahahaha!

aku adalah pengunjung pertama hari itu, karena memang bukan hari minggu, dan masih relative pagi, maka boleh lah aku jadi penglaris goa petruk di sabtu itu hehehe.

Safety Gear / PPE

Target pencapaian caving Petruk itu adalah 700an Meter hingga mencapai pintu keluar disisi bukit lainnya, dengan waktu tempuh normal dikisaran 90 menit, tergantung seberapa lancer langkah kaki kamu, dan seberapa narsis kamu dg poto2 di setiap interest pointnya.

persiapan dimulai, namun saat aku tanya ketersediaan PPE atau Alat Pelindung Diri, ternyata Goa Petruk tidak menyediakannya untuk umum, tersedia tapi harus sewa, dan itu hanya sandal dan Helm! bahkan aku ditanya, “ gak ganti sandal aja mas? eman ntar jadi basah sepatunya…” whattt!?

oke akhirnya aku pake sandal gunung

Petromax Gan

Dengan semangat pagi kami berdua ngobrol banyak sambil berjalan menuju mulut goa, melewati air terjun kecil yang unyu-unyu bernama Petruk Jaya waterfall, nanjak via undakan beton yang sudah sedemikan rapi, 10 menit kemudian…. wow! mulut goa petruk yang menganga lebar, memancarkan aura spooky yang luar biasa!.

Mas xxx membuka gudang kecil yang berada tak jauh sebelum mulut goa, dikeluarkannya sebuah Petromax! wew bawa petromax gak semudah itu loh kalau sambil caving, apakah jalurnya emang sudah serapi dan seaman itu?

pertanyaan itu kemudian terjawab oleh skill si masnya dalam membawa petromax menyusuri goa petruk, tidak semua orang bisa loh, harus ada jam terbang yang memungkinkan petromax tetap utuh menyala hingga kembali lagi keluar dari goa hahahaha, dan mas xx membuktikan bahwa petromax operator juga butuh competency certificate.

Sebenarnya udah ada lampu yang terpasang di beberapa titik, namun itu tidak lebih dari 200 meter kedalaman, karena masih pake sumber daya berupa genset portable, dan hanya di on kan setiap hari minggu saja, jadi totally pagi itu kami berdua caving dengan mengandalkan petromax dan lampu senter kecil kami masing-masing.

beberapa langkah masuk goa petruk, berasa wow! dengan luasnya ruangan kubahnya, dimana ada lobang gelap diatas sana yang kalau dinaikin akan menuju goa petruk lantai pertama yang didalamnya ada batu petruknya, dengan kedalaman hanya sekitar 150meteran, dan itu perlu perlengkapan khusus, termasuk tali-temalinya.

Spot pertama yang dimention di pos tiket adalah Sendang Pamijikan, dimana sendang itu lebih berupa cerukan necil di sebelah kiri mulut goa, sangat jernih airnya, aku lupa bertanya tentang arti dari Pamijikan tersebut, tetapi sepertinya pamijikan berasal dari kata Wijik yang berarti mencuci (tangan atau kaki) sebelum memasuki sebuah tempat tinggal. yup pamijikan berarti tempat untuk membersihkan kaki dan tangan sebelum memasuki goa petruk.

Batu Tirai

Sangat tematik ketika batu keren pertama yang kami temui dinamakan batu tirai, karena posisinya yang memang menjadi pintu masuk ke lorong sempit, juga bentuknya yang memang layak diserupakan dengan tirai, disini biasanya spot narsis kedua setelah mulut goa.

Interest point

Dimulai dengan Batu tirai pintu, maka selanjutnya dengan jalur yang mulai basah dan cukup melelahkan, aku dipertemukan dengan banyak interest point sepanjang goa, ada Goa Windu, yang merupakan lobang gelap disisi kiri masuk goa petruk, aku tidak kesana, karena seremnya gak nguatin, ada sendang katak, beringin Kurung, Kamar sembodro (Ruangan untuk putri kerajaan), Harimau duduk, Lukar Busono (Ruang Ganti busana), Layon (Mayat), Batu Buaya, batu otak, Tugu Pancuran, Batu Angsa, Serigala Putih, Bapak Jenggot (seperti di merk minuman anggur), Batu Usus, Bunga Kuncup, Taman Gajah, Kali pelangi, Sendang Wulung, Batu Perangko, Batu Semar, Batu Pesawat, Batu Ayam, Harimau Kumbang, Taman Maria, Taman Golek, Batu Payudara, Sendang Drajat (merupakan sendang yang aku sangat betah disana, berasa berada di pemandian para raja), Batu Pelanggatan, dan Batu Lonceng.

Aku sengaja tidak terlalu detail menggambarkan seperti apa keunikan, dan keindahan dari setiap tempat atau interest point tersebut, karena memang sulit untuk dituliskan, dan kamu akan membuktikannya ketika telah berada disana, menyaksikan sendiri, dan merasakan sendiri sensasi luarbiasanya.

Air Batu

Sepanjang perjalanan menyusuri lorong goa petruk, terdapat beberapa spot berupa aliran air yang mengucur dari dalam batu stalactite, dimana air tersebut aman untuk diminum secara langsung, begitu menyegarkan memang, karena secara logis juga air tersebut telah disaring melalui bebatuan alam yang sedemikian murninya, air sungai yang kita lalui aja udah sedemikian segar dan beningnya, apalagi yang baru keluar dari batu stalactite!.

dan aku minum sepuasnyah!

Watch your head!

Menyusuri goa petruk memang seru, tetapi seseru itu pula resiko y ang sangat mungkin muncul jika kewaspadaan tidak diperhatikan, perlengkapan safety standar seperti

1. Helm,
2. Sepatu
3. Headlamp
4. Celana Panjang
5. Kaos atau baju lengan panjang
6. Sarung tangan

Menjadi sangat penting karena focus konsentrasi saat susur goa sering terbagi dua antara pijakan kaki, dan kepala, terlebih ada beberapa spot jalur yang licin dan berlumpur, jalur sempit yang harus merunduk, jalan jongkok, dan bahkan merangkak, potensi kejedot sangat besar, apalagi penerangan tidak maksimal, dan rasa ingin tahu kadang membuat teledor.

Ruang Hampa

Salah satu spot yang menarik adalah adanya ruang yang benar-benar sunyi, tidak ada suara apapun yang terdengar selain nafas dan detak jantung kita sendiri, ketika lampu kita matikan, maka gelap benar-benar sempurna, kamu akan merasa berada di dimensi yang berbeda.

“kadang ada mas yang meditasi di area ini” begitu kata mas nya

dan tidak salah memang jika memilih tempat tersebut sebagai tempat meditasi, karena memang sangat mendukung.

“kalau missal kita mau adain acara camp di area ini boleh gak mas” tanyaku tiba2 ada ide

“Bisa aja mas, tapi kemungkinan kita gak bisa nemenin “ jawabnya

lalu obrolan berhenti begitu saja, karena mungkin kita sama-sama paham dari apa yang menjadi jawabannya tentang tempat hampa tersebut.

Kelelawar

Selain kelelawar yang memang penghuni alam gelap, juga aku temui serangga jenis Jungkang, yang ternyata survive di goa petruk tersebut, juga udang dan sejenis ikan kecil yang bisa aku temukan, namun itupun tidak banyak.

Catatan khusus untuk kelelawar yang ternyata mempunyai ciri-ciri yang berbeda pada setiap kedalaman goa, entah pada bentuk hidung, mata, maupun telinga dan lainnya, juga besarnya badan kelelawarnya, penelitian itu sudah dilakukan dan entah apa yang mempengaruhi fakta bahwa kedalam goa akan mempengaruhi perkembangan DNA dari kelelawarnya.

Aku dan pemanduku pada akhirnya sampai pada ujung goa petruk, sebuah lobang besar yang punya nama Goa Jemblongan, yaitu bentuk dari lobang yang berada di ujung bukit menyerupai jemblongan (sejenis gerabah - jawa)

Disitu kami berhenti, menghela nafas dan menikmati cahaya matahari yang aku dapatkan kembali, terlihat bekas reruntuhan besar yang terjadi dulu, sehingga ada banyak bongkah batu segede gaban yang menghalangi akses keluarnya.

ada opsi pilihan untuk kembali ke posko tiket dengan keluar goa, menerobos hutan jati, mengitari bukit, dengan interest point berupa air terjun yang akan kita lewati, namun dengan durasi yang lebih dari 2 jam, sedang pilihan kedua adalah kembali menyusuri goa Petruk sebagaimana jalur yang kami pakai untuk sampai disitu.

Dan aku pilih opsi kedua, mulailah kita susurin lagi goa petruk untuk menuju keluar dari sisi yang sama saat kita masuk, dan durasi yang aku capai lebih cepat karena tidak lagi narsis, photo2 dan mengamati lebih lanjut keunikan dan keanehan yang aku temui pada saat susur balik tersebut, keburu pengen merasakan luasnya dunia luar sana.. hehehe

Moment caving goa Petruk hari itu seru, tapi ternyata tidak berakhir begitu saja, karena kemudian aku melihat sebuah petunjuk arah tak jauh dari posko tiket yang bertuliskan

Nyasar di TEBING PUTIH

Begitu aku tanyakan, maka aku dapetin informasi bahwa tebing putih merupakan wahana berupa yang biasa dimanfaatkan oleh komunitas olahraga panjat, disana sudah ada jalur yang ditandai, baik level pemula maupun expertnya, bahkan sebuah acara tv nasional pernah menjadikan tebing putih sebagai salah satu destinasi acaranya.

aku pengen tau, karena selain tebing, disana ada goa juga

Terlalu semangat mungkin sehingga aku melangkah melewati belokan seharusnya, nyerah lalu aku bertanya pada seorang petani keren…sumpah keren!

“ Mas, nyuwun pangapunten badhe tanglet, mergi dating tebing putih niku medal pundi nggih? “

“ oooh njenengan kewiyosan, mpun mbalik mawon mriko, mangke wonten pretelon njenengan ngiri “

artinya aku harus balik (serius artinya sesingkat itu!?)

namun baru beberapa langkah si mas keren itu berteriak “ mas medal mriku nggeh waget, njenengan mung menginggil lanjeng belok kanan mlipir teras, dugi tebing putih kok “

artinya aku bisa potong kompas dg langsung naek ke tebing lalu belok kanan menyusuri lembahan hingga sampai tebing putih, aku ragu sesaat, tapi kemudian… “ why not? “

aku naek mendaki bukit yang meranggas, ranting dan pohon jati menjadi andalan dalam aku tetap bisa berdiri di kemiringan ekstrim itu, masih kawasan karst, sehingga bisa dibayangkan bebeatuan yang ada bertebaran disitu, keras dan tajam, apesnya lagi aku belum sempet pake sepatu!

naek dan terus naik dengan ikuti jalur yang sama sekali tidak jelas, rimbunnya perdu dan rumput kering, mengaburkan semuanya, cuman insting yang tersisa, dan sangat wajar bila kemudia kedua kalinya aku nyasar!

aku telah berada di atas tebing putih! setdah gimana cara turunnya nih?

untuk balik turun melewati jalur yang aku pake naek tadi sangat beresiko, nyerah akhirnya kembali ngandelin insting untuk mlipir dipinggiran tebing nerobos perdu berduri dan memilih pijakan kaki pada batu karst yang tidak melukai kaki.

perjuangan banget untuk mencapai dasar tebing putih itu, terlebih ketika ketemu dengan lobang2 goa yang pastinya belum terjamah siapapun, potensi ketemu ular sangat mungkin di cuaca terik dan daunan meranggas, tapi segala puji bagi Tuhan, aku selamat hingga aku tuliskan ceritanya disini.

Dengan masih berpakaian yang basah dan kotor itu kemudian aku lanjut menuju detinasi kedua, yaitu Goa Barat yang berjarak sekitar 20 menit dari goa Petruk.

Facebook
PRchecker.info