Cireboner - Ciremai Weekend Adventures - Ojek Wisata Cirebon - Ojek Wisata Kuningan - Souvenir Khas Cirebon - Souvenir Asli Cirebon - Ngebolang ke Cirebon
Have question?
Visits:
Today: 1All time: 1

Terungkapnya fakta unik Papandayan

Bolanger Notes » Pendakian Sakit Hati - Papandayan Garut » Terungkapnya fakta unik Papandayan

Di catatan sebelumnya aku menulis tentang adanya Fakta kontroversi puncak Papandayan dan Savanna Tegal Alun, tidak seserius itu lah, karena yang ada adalah, ternyata banyak pengunjung yang tidak sepenuhnya menikmati Tegal Alun atau berada di puncak tertinggi Papandayan.

Temuan tentang adanya Tegal Alun kecil, Tegal Alun sedang, dan Tegal Alun besar (the real tegal alun) berdasar dari event ngebolang bareng akhir Mei 2015 kemaren, dimana saat itu kami mencoba serius membaca peta satelit dan menguji kebenaran informasi dari berbagai catatan perjalanan dari beberapa blogger.

Sebelum memulai perjalanan ke Papandayan, seorang hiker akan mendapatkan keyword tentang Camp David, kawah, danau kawah, gubberhut, Pondok Saladah, Hutan Mati, Tegal Alun, Tegal Panjang, dan Puncak Papandayan.

Khusus untuk Tegal Alun dan Puncak tertinggi Papandayan, hamper semua photo yang beredar di internet merupakan photo puncak yang kami sebut sebagai Puncak KaWe sejak hari itu, dan Tegal Alun Kecil, karena ternyata kami menemukan adanya beda ketinggian antara puncak KaWe dan Puncak tertinggi yang kami sebut The Real top of Papandayan, lumayan signifikan dengan beda selisih sekitar 200meteran bro…

Dan untuk Tegal Alun, meski ada tiga lokasi tegalan edelweiss yang bisa kami sebut sebagai Tegal Alun, tetapi dicatatan ini cukuplah dengan dua tegal Alun saja, yaitu Tegal Alun gede atau The Real Tegal Alun, dan tegal alun kecil yang selama ini para pengunjung menjumpainya.

Jadi ketika seseorang ditanya, sudah pernah ke Tegal Alun ? Sudah pernah ke puncak Papandayan ? maka ketika jawabannya IYA, aidontingso! Karena akan ada pertanyaan lanjutan, Pucak yang mana? Dan Tegal Alun yang mana?.

Sebelum memelototi peta sebaiknya kita runut jalur dari Pondok Saladah hingga ke Puncak Versi kami.
Yup cobalah jalur punggungan atau jalur aliran sungai dari Pondok Saladah hingga ke Puncak bukit Saladah, teruus hinggan nanti akan ketemu dengan tegalan Edelweis yang lumayan luas sebelum kemudian turun menuju savanna Tegal Alun Kecil.

Jika kita melihat lurus menyeberangi Tegal Alun, kita akan melihat adanya dua puncak sebagai background Tegal Alun gede dibawahnya, dari Tegal Alun (kecil) terhalang oleh bukit kecil dengan rimbunnya pohon dan lebatnya edelweiss.

Dari situ untuk mencapai Tegal Alun gede, kita bisa menembus lebatnya pepohonan di bukit kecil itu atau dari deket titik masuk Tegal Alun (kecil) dari jalur Hutan Mati, kemudian mlipir ke kanan dan sedikit menembus lebatnya edelweiss, tanpa pepohonan kayu, jarak sekitar 50 meter dari situ akan terlihat bentang savanna yang luas dengan dipagari hutan semi Mati, dan dua gundukan puncak yang salah satunya adalah puncak tertinggi Papandayan.

Puncak yang dikenalkan selama ini, yaitu puncak tertinggi yang terlihat di ketinggian tebing kawah, dan untuk mencapai kesana haruslah melewati hutan Mati juga Tegal Alun Kecil, menurut arah sudutnya seharusnya Tegal Alun gede cukup jelas terlihat dari Puncak Kawe tersebut dan seharusnya pula rasa penasaran akan tumbuh untuk menghampiri seturunnya dari puncak Kawe untuk kemudian menemukan puncak tertinggi sebenarnya.

Nah setelah kami yakin dengan pembacaan peta, dari situ yang kami harus lakukan adalah mencari jejak jalur yang pastinya sudah hilang, menurut perkiraan savanna itu terakhir dikunjungi sudah berbulan-bulan lalu, sehingga jalur sudah kembali tertutupi semak dan untuk mencapai puncak harus dengan gobang, parang, ataupun pedang! (buka jalur bro)

Insting dan kemampuan membaca jejak teruji saat itu dan beruntung kami menemukan jejak yang ditinggalkan “The Kalonger “ dengan symbol logo Kalongman alias Batman hingga di kaki puncak, dari situ sejak kemaren aku berusaha menemukan di internet dan medsos, siapa saja the kalonger, dan bagaimana mereka mencapai puncak tersebut.

Di savanna tersebut ada aliran-aliran sungai yang jernih tetapi tertutupi oleh semak, bercabang tak beraturan menciptakan kelokan yang unik, boleh lah aku menyebutnya sebagai sign from alien , dan kami sempatkan untuk ibadah ashar disana sebelum lanjut merapat ke Puncak sebenarnya Papandayan alias The Real Top Of Papandayan.

Ada kami temukan banyak jejak binatang, dari bentuk dan ukurannya mungkin sebaya dengan babi hutan, rusa, ataupun kucing hutan… ah berharap ketemu jejak harimau atau tapak alien gitu sekalian…

Mendekati lereng puncak, jalur semakin gaje alias tertutupi semak, spekulasi menemukan jalur di rimbunnya pepohonan dan semak, membuat aku harus buka jalur dengan menerobos masuk, untung masih ranting kecil jadi jaket, sepatu, dan celana panjang masih bisa melindungiku.

Tapi gak seserem itu juga lah….karena memang meski cuman pendek tak lebih dari 200 meteran tetapi tanpa jalur yang jelas maka perlu effort lebih, dan alokasi waktu yang lebih pula, nah waktu lah yang akhirnya membatasi gerak kami, menghentikan langkah kami untuk mencapai Puncak sesungguhnya dari Papandayan.

Facebook
PRchecker.info